Menjaga kendaraan tetap bekerja maksimal dan efisien adalah keinginan setiap perusahaan transportasi. Downtime kendaraan tidak hanya menyebabkan ketidakpuasan pelanggan, tetapi juga kerugian pada perusahaan.
Ali Setiawan, Asisten Kepala Bengkel Wandi Bersaudara Gersik mengatakan bahwa downtime kendaraan terjadi karena berbagai alasan, seperti kurangnya perawatan dan manajemen yang tidak efisien.
Beberapa metode mudah dapat dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan uptime armada dan menghindari downtime kendaraan.
Pertama adalah memilih truk yang tepat. Memahami jenis muatan dan trayek perusaahaan akan menentukan truk apa yang akan dipakai. Selain itu, risiko downtime meningkat sejalan dengan usia kendaraan. Jadi, peremajaan kendaraan pada waktu yang tepat menjadi hal penting untuk dipertimbangkan. Saat perusahaan siap mengganti kendaraan, pastikan kembali kebutuhan armada perusahaan dan pemanfaatannya pada masa mendatang.
“Misalnya, apakah operasional perusahaan sudah berkembang? Atau masih menuju proses pengembangan perusahaan? Bagaimana bentuk karoseri yang cocok untuk rencana pengembangan perusahaan? Ini semua bisa menjadi pertimbangan untuk memilih truk dan karoseri yang tepat bagi perusahaan,” kata Ali.
Muatan Overload juga menjadi penyebab utama maintenance truk yang tidak terjadwal. “Ini juga merupakan masalah yang berdampak pada keselamatan pengemudi dan muatan. Misalnya, truk overload akan menambah jarak pengereman jika pengemudi melakukan pengereman mendadak. Beban berlebih juga menyebabkan tidak efisiennya bahan bakar dan keausan dini pada ban,” imbuhnya.
“Dengan memilih truk yang memiliki kapasitas muat yang tepat untuk operasional perusahaan, perusahaan dapat menghindari masalah yang disebabkan oleh overload dan berpotensi meminimalkan downtime dalam prosesnya,” saran Ali.
Kedua, memanfaatkan teknologi untuk mendukung operasional. Software management membantu perusahaan menangkap informasi penting mengenai kondisi armada dan menyimpannya dalam sistem. “Pusat data bisa menggunakan private server atau layanan dari pabrikan. Ini memungkinkan perusahaan untuk menyimpan kontrak kerja, SIM pengemudi, dokumentasi asuransi, riwayat perbaikan kendaraan, kapasitas muatan, hingga jadwal perawatan dalam satu sistem,” terang Ali.
“Opsi menambahkan teknologi dalam kendaraan memang membutuhkan investasi awal tetapi hal itu terbukti meningkatkan keselamatan kendaraan dan pengemudi. Pemanfaatan teknologi juga dapat mengurangi potensi kerusakan pada armada yang akan menyebabkan kendaraan tidak berfungsi untuk jangka waktu tertentu,” ujar Ali menambahkan. Software management juga memiliki sistem pelaporan otomatis yang memungkinkan perusahaan mengakses informasi yang relevan dengan cepat, sehingga dapat membantu mempermudah urusan perbankan.
Software management dapat juga diintegrasikan dengan telematika armada. Ini adalah sistem yang mampu melacak dan melaporkan lokasi kendaraan, kecepatan kendaraan, penggunaan bahan bakar, jam kerja pengemudi, perilaku mengemudi, dan diagnostik mesin secara real-time.
Pengabungan data real time dan historis dapat menjadi solusi cerdas untuk mengurangi downtime. Informasi real time memberi peringatan potensi masalah saat kendaraan bergerak. Dengan demikian, perusahaan dapat menemukan masalah sejak dini sebelum masalah membesar.. “Misalnya, perusahaan dapat mengetahui pengemudi mana yang menerapkan eco-driving dan aman serta pengemudi mana yang menggunakan journey management plan. Perusahaan juga dapat memprediksi kerusakan sebelum terjadi karena data telematika melaporkan kode masalah ke sistem manajemen armada di perusahaan,” kata Ali menerangkan.
Dengan seperti itu perusahaan dapat memantau kondisi armada hanya dari kantor, tanpa harus mengandalkan pengemudi untuk melaporkan kondisi terkini truknya. Tanpa teknologi telematis dan lainnya, perusahaan menghadapi risiko kekeliruan penanganan atau masalah tidak terselesaikan.
Editor : Sigit Foto : Truckmagz
