Ada mitos bahwa meningkatkan tekanan udara lebih tinggi dari yang direkomendasikan pabrikan akan membuat sistem rem bekerja lebih baik. Hal ini muncul dari keyakinan bahwa tekanan udara yang lebih besar akan memberikan respons rem yang lebih cepat dan kuat.
Hasan Muwanto, Asisten Kepala Bengkel PT Tunggal Bangkit Rinjani menyayangkan hal itu. "Mitos tersebut berbahaya. Fakta menunjukkan bahwa tekanan udara yang terlalu tinggi justru dapat merusak komponen sistem rem. Sistem rem dirancang untuk beroperasi pada tekanan tertentu yang telah dihitung dengan cermat untuk memastikan kinerja optimal,"jelas Hasan.
"Penggunaan tekanan udara yang melebihi spesifikasi dapat menyebabkan overpressure pada komponen seperti selang, katup, dan perangkat rem. Tekanan berlebih ini dapat memicu kebocoran atau bahkan pecahnya komponen yang tidak dirancang untuk menahan tekanan tinggi. Selain itu, overpressure juga dapat mengganggu pengoperasian rem, seperti membuatnya terlalu sensitif atau malah kurang responsif karena ketidakseimbangan tekanan dalam sistem," pesan Hasan.
Selain risiko kerusakan mekanis, tekanan udara yang terlalu tinggi juga dapat mempercepat keausan komponen sistem rem. Komponen seperti kampas rem bisa mengalami tekanan yang tidak seimbang, yang membuatnya aus secara tidak merata.
Hasan mengingatkan, "Untuk menjaga kinerja dan keamanan sistem rem, penting untuk selalu mengikuti spesifikasi tekanan udara yang direkomendasikan oleh pabrikan kendaraan. Spesifikasi ini dirancang berdasarkan pengujian menyeluruh untuk memastikan keseimbangan antara performa, daya tahan, dan keamanan. Penggunaan tekanan udara yang tepat tidak hanya melindungi sistem rem dari kerusakan, tetapi juga memastikan kendaraan dapat beroperasi dengan efisien dan aman di berbagai kondisi jalan, pungkas Hasan.
Editor: Sigit Foto: truckmagz