Penggunaan aditif pada bahan bakar sering kali dianggap sebagai solusi untuk menjaga kebersihan sistem bahan bakar, sehingga banyak yang percaya filter BBM tidak lagi membutuhkan perawatan intensif.
Arif Rachmad, SPV Mekanik PT Roda Bangun Megah mengatakan hal tersebut muncul dari klaim bahwa aditif mampu melarutkan kotoran dan membersihkan jalur bahan bakar. Namun, kepercayaan ini ternyata tidak sepenuhnya benar dan berpotensi menimbulkan masalah dalam jangka panjang.
"Fungsi aditif memang terbukti efektif dalam membersihkan residu dan kerak di bagian tertentu, seperti injektor dan ruang pembakaran. Namun, aditif tidak dapat menggantikan peran filter BBM yang bekerja sejak awal untuk menyaring partikel kotoran, air, atau kontaminasi lainnya yang masuk melalui bahan bakar. Kontaminasi ini sering kali terjadi selama proses distribusi atau penyimpanan bahan bakar, dan tanpa filter BBM yang berfungsi optimal, partikel ini dapat merusak sistem bahan bakar kendaraan," katanya.
Masalah lain yang sering diabaikan adalah potensi penumpukan kotoran dan air di filter BBM. "Air, yang biasanya berasal dari kondensasi dalam tangki bahan bakar, tetap dapat tersaring oleh filter. Jika filter tidak diganti secara rutin, kotoran dan air yang terkumpul dapat menyumbat aliran bahan bakar dan mengurangi performa mesin. Lebih jauh lagi, hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada pompa bahan bakar atau injektor," pesan Arif.
Mengandalkan aditif saja tanpa memperhatikan jadwal penggantian filter BBM adalah kesalahan. " Filter BBM dan aditif sebenarnya saling melengkapi untuk menjaga kebersihan sistem bahan bakar dan performa mesin. Oleh karena itu, meskipun aditif dapat membantu menjaga kebersihan, penggantian filter BBM secara teratur tetap menjadi bagian penting dari perawatan kendaraan," pesan Arif.
Editor: Sigit Foto: truckmagz
