Selain mesin, ban menjadi komponen penting yang wajib diperhatikan agar aman dan selamat saat melakukan perjalanan jauh, Tire & Rim Consultant dan Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko memberikan tips praktisnya.
“Ban perlu diistirahatkan pada waktu-waktu tertentu, panjangnya kilometer tergantung pada jenis ban bisa bias atau radial, lalu kondisi beban muatan dan kondisi medan jalan. Pada umumnya rata-rata 150 – 200 Km sekali,” bukanya.
Bambang melanjutkan, “Sedangkan truk yang beroperasi di daerah perkebunan dan pertambangan atau medan off the road, kebanyakan dari pos ke pos jaraknya dibawah 100 Km saja. Jadi jarang diistirahatkan diantara pos-pos tersebut. Namun di dunia pertambangan biasanya mereka melakukan cek ketat dan detail secara tertulis di tiap-tiap pos yang dilakukan ketika sedang menunggu antrian muat dan bongkar,” katanya.
Ketika ban diistirahatkan proses pendinginan terjadi. “Cara mendinginkan ban tidak boleh disiram dengan air, sebab cara seperti itu akan mengejutkan molekul-molekul pada campuran karet compound. Hal itu malah bisa mengakibatkan ban meledak secara tiba-tiba. Seperti halnya kopi panas yang dibungkus dengan plastik lalu dimasukkan kedalam freezer, maka dia akan memuai kemudian plastiknya meledak,” pesan Bambang.
Bambang memperingatkan potensi kerusakan pada ban, jika memacu kendaraan terus menerus. “Jika ban dipaksa tetap beroperasi pada kondisi panas berlebihan atau overheat, maka potensi terjadi ban kembung pada bagian dinding samping dan telapak ( sidewall & tread separation ), bead jebol ( bead burst ), bead retak ( bead crack ) atau bead terbakar ( bead burn ),” katanya.
Saat truk diparkir dan ban diistirahatkan, awak kendaraan juga tidak boleh melupakan pemeriksaan tekanan udara ban cadangan. “Ban cadangan harus selalu siap jika dibutuhkan dan bisa digunakan dengan baik, walaupun ban cadangan tidak digunakan tapi tekanan udara didalamnya akan menyusut secara perlahan . Hal ini, seperti kita meniup balon yang kita ikat seerat apapun besoknya pasti akan kempes juga. Jangan sampai seperti pepatah, sedia payung sebelum hujan, tapi ketika turun hujan ternyata payungnya rusak / berlubang,” tutur Bambang.
“Ketika sedang beristirahat hendaknya awak kendaraan juga mencongkel kerikil-kerikil yang terjebak pada alur ban. Kerikil tersebut akan mengalami tekanan saat tergilas beban yang berat dan akhirnya bisa merobek alur yang merupakan bagian terlemah dari telapak ban, sehingga terjadilah kerusakan yang dinamakan groove crack,” katanya.
Tips terakhir, “pemeriksaan tekanan udara yang paling baik adalah setiap pagi hari, sebelum truk berangkat beroperasi, bukan ditengah perjalanan saat sudah terjadi pemuaian udara di dalam ban. Pemeriksaa tersebut sebaiknya dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali. Tekanan udara di dalam ban cenderung turun dari hari ke hari. Menurut hukum Boyle, seiring berjalannya waktu, tekanan udara di dalam suatu ruang akan berkurang,” imbuh Bambang.
Tekanan udara bisa turun di dalam ban karena udara keluar melalui pori-pori ban, melalui rembesan pada bagian valve ban, adanya kebocoran pada tiap sambungan ban dalam ( ban tube type ), dan tusukan atau bocor halus pada ban tubeless.
Editor : Sigit Foto : Dokumentasi pribadi