Perubahan lingkungan bisnis sangat cepat. Utamanya perubahan ini dipicu oleh perkembangan kemajuan teknologi dan perubahan sosial dan bisnis. Implikasi dari perubahan lingkungan bisnis ini memengaruhi tren logistik dalam 5 sampai dengan 10 tahun mendatang.
Logistik dipandang sebagai bagian dari aktivitas supply chain, berperan dalam perencanaan, implementasi, dan pengendalian arus barang dan informasi, dari titik asal ke titik tujuan secara efisien dan efektif. Dalam banyak perusahaan, aktivitas logistik ini sebagian dialihdayakan (outsource) ke perusahaan penyedia jasa logistik, yang dikenal dengan perusahaan 3PL (third-party logistics). Inti dari aktivitas logistik ini adalah pengelolaan transportasi, pergudangan, dan distribusi, baik untuk tujuan domestik maupun internasional.
Dari perspektif strategi, perubahan lingkungan bisnis dipetakan menjadi dua dimensi. Dimensi pertama adalah dampak perubahannya terhadap perubahan model bisnis. Dimensi lainnya adalah dampak perubahannya dari sisi waktu. Dimensi waktu ini dibedakan menjadi rentang waktu kurang dari 5 tahun dan lebih dari 5 tahun.
Tren logistik dalam beberapa tahun mendatang dipengaruhi oleh tren sosial, bisnis, dan tren teknologi. Tren sosial & bisnis dipicu oleh perubahan perilaku masyarakat dan pebinis.
Grey Power Logistics
Dalam lima tahun mendatang, terjadi perubahan komposisi demografi penduduk dunia. Generasi Y dan generasi millennials telah banyak berada pada posisi leader, baik di organisasi bisnis, pemerintahan, dan lembaga nirlaba.
Sementara generasi X memasuki generasi senior. Implikasi perubahan tren sosial terhadap tren logistik adalah munculnya kebutuhan logistik untuk generasi senior atau yang dikenal dengan Grey Power Logistics.
Generasi X yang lahir tahun 1950-an sampai tahun 1960-an telah memasuki usia tua. Generasi ini merupakan generasi pertama yang mengalami transisi dari generasi analog ke generasi digital. Mereka mengalami penggunaan peralatan teknologi komputer dan telepon sampai penggunaan teknologi digital seperti internet dan smartphone dalam lingkungan tempat kerja (workplace).
Grey Power Logistics merupakan solusi logistik untuk memenuhi kebutuhan generasi senior, seperti pemesanan dan pengiriman obat resep dokter secara home delivery menggunakan layanan e-commerce atau setidaknya pemesanan obat-obatan secara on-line.
Dalam lima tahun mendatang, kebutuhan layanan Grey Power Logistics ini semakin meningkat. Peningkatan demografi penduduk usia senior mendorong kebutuhan logistik e-commerce untuk home delivery produk-produk medis, makanan, dan perawatan kesehatan. Layanan logistik yang perlu disediakan untuk Grey Power Logistics ini adalah penyediaan gudang dengan pengendali temperatur dan pengantaran terskedul ke rumah.
Convenience Logistics
Kian banyak penduduk yang tinggal di perkotaan (urban) memerlukan kebutuhan makanan segar dan hygiene serta produk-produk farmasi dan kecantikan. Perkembangan teknologi internet dan smartphone meningkatkan transaksi belanja online. Para online shopper ini tidak hanya menikmati harga produk yang lebih murah karena pengurangan beban overhead pembentuk harga pokok produk, namun mereka juga mendapatkan manfaat dari ketersediaan, akses belanja 24/7/365, kemudahan, dan kenyamanan berbelanja. Ke depan toko-toko minimarket secara fisik tergantikan dengan market place convenience. Tidak ada lagi minimarket yang membuka store atau counter.
Belanja online di market place convenience memerlukan convenience logistics. Karenanya, saat ini pengiriman atas produk-produk fresh seperti sayuran, daging, telur, susu, beras, dan lain-lain semakin meningkat. Pengelola convenience logistics perlu menyediakan solusi cold chain (cold storage, cold packaging, dan cold delivery). Produk-produk farmasi tertentu seperti vaksin dan beberapa jenis obat-obatan juga memerlukan layanan cold chain.
Solusi layanan convenience logistics ini memberikan peluang besar dalam bisnis logistik: On-demand delivery of fresh foods, end-to-end cold-chain networks, dan advanced cold-chain packaging innovation.
Sustainable Logistics
Dunia menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. Emisi CO2 salah satu penyebab peningkatan pemanasan global yang ditimbulkan dari gas rumah kaca. Sektor industri dan logistik turut berkontribusi terhadap pemanasan global dalam emisi CO2. Kesadaran para pemimpin organisasi untuk turut menjaga keberlangsungan lingkungan dengan memproduksi dan menggunakan produk yang ramah lingkungan.
Di sisi lain, kompetisi bisnis semakin meningkat. Perusahaan dituntut untuk tetap membangun keunggulan bersaing melalui penyediaan produk dan layanan dengan biaya yang paling efisien.
Saat ini perusahaan semakin efisien dalam penggunaan sumber daya, terutama sumber daya alam yang tidak terbarukan. Eliminasi pemborosan (waste atau “muda” dalam Bahasa Jepang) menjadi perhatian para pemimpin organisasi perusahaan.
Kesadaran ini memberikan peluang dalam solusi supply chain dan logistics yang ramah lingkungan, dikenal dengan istilah sustainable logistics atau lebih popular dengan nama green logistics. Ke depan, kebutuhan solusi green supply chain dan logistics semakin meningkat. Perusahaan penyedia jasa logistik dapat memberikan layanan desain green supply chain melalui perancangan supply chain ramah lingkungan, yang mencakup pemilihan material yang berasal dari daur ulang produk, pengurangan penggunaan material, energy, dan penggunaan kembali kemasan, agar dapat mengurangi kontribusi emisi CO2, dan pemilihan pemasok yang telah menerapkan standar ramah lingkungan.
Perusahaan penyedia jasa logistik juga dapat memberikan solusi layanan transportasi, pergudangan, dan distribusi dengan biaya operasional yang paling efisien dan penggunaan energi terbarukan, seperti pemanfaatan energi surya melalui pemasangan panel surya di gudang, penggunaan moda transportasi dengan sumber energi gas atau listrik, dan pengoptimalan kapasitas angkutan melalui konsolidasi kiriman.
On-demand Logistics
Disrupsi teknologi memungkinkan perubahan model bisnis kurir dan logistik, utamanya layanan penjemputan (pick-up) dan pengantaran (delivery) barang. Konvergensi dan kemajuan teknologi internet yang secara masif menyediakan layanan App dalam smartphone telah mendisrupsi layanan kurir dan logistik konvensional.
Layanan App logistics memungkinkan pick-up dan delivery barang dilakukan seketika dan dapat diakses di mana pun sesuai kebutuhan pelanggan. Disrupsi teknologi ini memberikan peluang bagi pengusaha kecil (small business) untuk memanfaatkan jasa penyedia on-demand logistics dengan biaya murah dan tingkat fleksibilitas yang tinggi.
Biaya logistik, utamanya biaya pick-up dan delivery semakin murah, karena penyedia jasa on-demand logistics ini menggunakan model bisnis sumber daya berbagi (resource sharing). Penyedia jasa on-demand logistics tidak perlu lagi menyediakan kendaraan dan tenaga kerja khusus (dedicated) untuk melakukan pick-up dan delivery seperti halnya perusahaan penyedia jasa logistik konvensional.
Alih-alih mereka menyediakan kendaraan dan tenaga kerja, mereka cukup mengelola aplikasi on-demand logistics, yang mengintegrasikan optimalisasi pengemudi mobil, sepeda motor, atau bahkan sepeda untuk melakukan pick-up dan delivery barang ke konsumen.
Semua biaya operasional akan menjadi biaya variabel. Tidak ada lagi biaya tetap yang menjadi beban perusahaan penyedia jasa on-demand logistics, seperti biaya sewa, depresiasi kendaraan, biaya bunga pinjaman investasi, dan biaya gaji tenaga kerja. Biaya operasional akan linier dengan peningkatan volume atau pendapatan yang dihasilkan. Akibatnya, tingkat break even atau profit dapat dicapai lebih cepat.
Selain itu, on-demand logistics memberikan fleksibilitas tinggi, baik bagi pengusaha sebagai pengirim barang maupun konsumen sebagai penerima barang. Fleksibilitas ini dimungkinkan karena keduanya dapat mengakses dan melakukan order transaksi pembelian atau pengiriman barang dalam waktu 24/7, kapan pun dan di mana pun mereka berada. Pemilik barang dan konsumen juga dapat melacak status kiriman barang secara real time dengan menggunakan smartphone dalam genggaman tangan mereka.
Omni-Channel Logistics
Ke depan, para peritel semakin banyak menggunakan model saluran distribusi produk dengan mengintegrasikan on-line store atau dikenal market place dalam transaksi e-commerce dan off-line store. Semua saluran distribusi ini akan semakin terintegrasi, yang dapat diakses oleh konsumen dari semua contact point, seperti Website, App, toko, telepon, aplikasi media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, Line, Telegram, WhatsApp, dan lain-lain). Saluran distribusi seperti ini dikenal dengan Omni-channel.
Omni-channel memberikan peluang bagi penyedia jasa logistik dalam layanan first mail, fulfillment, dan last mile yang mampu memberikan fleksibilitas layanan secara anytime, anywhere, from any device, dengan interaksi pelanggan dan pemilik barang yang semakin seamless.
Perubahan Paradigma
Tren perubahan sosial, bisnis, dan teknologi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir dan akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan, selain memberikan peluang-peluang dalam penyediaan layanan logistik juga akan mendisrupsi bisnis logistik.
Perusahaan penyedia jasa logistik harus terus melakukan inovasi, eksplorasi strategi baru, pemanfaatan teknologi ICT, dan pengelolaan bisnis secara lincah (agile) dan seamless untuk memberikan solusi logistik yang tetap relevan dengan dinamika perubahan zaman.
Redefinisi bisnis, peninjauan model bisnis, dan upaya peningkatan hubungan dengan pelanggan agar tercipta kepuasan, loyalitas, dan pengalaman mengesankan dalam menggunakan jasa logistik, perlu menjadi paradigma baru para pemimpin perusahaan penyedia jasa logistik saat ini dan di masa mendatang.
Editor : Sigit