Melanjutkan artikel sebelumnya mengenai faktor langsung yang mempengaruhi performa ban pada artikel sebelumnya. Kali ini Tire & Rim Consultant dan Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko akan menjelaskan mengenai faktor tidak langsung.
Jenis dan usia kendaraan. “Kita mengenal beberapa jenis truk yang umum digunakan di Indonesia yaitu;engkel dengan 6 roda;trintin dengan 8 roda;tronton dengan 10 roda dan trinton dengan 12 roda.Semakin sedikit jumlah axle dan roda nya, maka semakin sedikit pula permasalahan ban nya. Semakin muda usia truk juga semakin baik hasil pemakaiaan ban nya. Karena pada truk-truk tua banyak sistem mekanis kaki-kakinya yang sudah tidak presisi lagi, seperti getar atau goyang yang mengakibatkan ban bergulir agak oleng. Ketidak-presisian seperti ini jelas membuat ban menjadi lebih cepat aus daripada saat truk masih baru,” katanya.
Berikutnya ada rancang bangun asli pabrik atau buatan sendiri. “Kita sering mendapati ada jenis truk engkel yang kemudian dipanjangkan dengan menambah konfigurasi axle dan rodanya menjadi tronton atau sebaliknya jenis truk tronton yang diperpendek menjadi engkel dengan mengurangi jumlah axle dan rodanya. Pada truk-truk modifikasi yang bukan asli buatan pabrik seperti ini biasanya pemakaian ban nya menjadi lebih boros daripada truk-truk dengan design yang masih asli pabrikan. Karena truk-truk asli buatan pabrik pasti lebih presisi dalam segala hal dibanding hasil modifikasi sendiri,” jelas Bambang.
“Lalu, sistem suspensi kendaraan. Tingkat kekerasan dan kelembutan suspensi mempunyai kaitan sangat erat dengan tingkat keausan ban. Semakin keras suspensi yang digunakan oleh kendaraan, maka semakin boros pula pemakaian ban nya. Kendaraan pada awalnya bersuspensi lembut pun, kemudian setelah dimuati overload, maka suspensinya jadi keras, bahkan sering sampai mentok tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya karena terlalu berat muatan yang membuat suspensi kehabisan daya lenturnya seperti pada truk pengangkut pasir. Akibatnya ban lah yang mengambil alih fungsi berkinerja sebagai suspensi, inilah yang menyebabkan ban menjadi lebih cepat habis,” papar Bambang.,
“Jenis dan beban muatan juga mempengaruhi performa ban. Jenis muatan cair yang momentumnya sering berlarian kesana kemari jauh lebih menyiksa ban daripada muatan rigid yang gravitasinya hanya kebawah saja. Pada muatan cair kadang bisa seluruh beban tiba-tiba berpindah ke kiri atau kanan, jika kendaraan sedang melintasi jalanan berkelak-kelok atau bergelombang. Apalagi ditambah dengan muatan overload yang membebani tiap-tiap ban nya lebih dari 50% toleransi load index-nya,” jelasnya.
Ada juga, segmentasi jalan. Jalan berpermukaan aspal halus adalah yang paling bersahabat dengan karet compound ban, kemudian disusul oleh jalan berpermukaan aspal kasar dan jalan berpermukaan beton semen dan seterusnya seperti yang bisa kita lihat dalam grafik.
Selanjutnya, jarak tempuh operasional atau trayek. Semakin panjang jarak operasional kendaraan, semakin boros pula keausan ban nya. Semakin pendek jarak operasional kendaraan tentu semakin irit pula ban nya. “Hal ini disebabkan untuk menempuh jarak yang panjang ban sering mengalami panas berlebihan, padahal karet jika mengalami panas berlebihan akan bersifat lebih abrasif,” tambahnya.
Iklim atau cuaca juga turut mempengaruhi performa ban. Bambang memberikan contoh. “Dua truk sama jenisnya yang dioperasikan dengan rute dan muatan yang sama. Satu truk berjalan pada malam hari secara terus menerus, truk yang lain pada siang hari secara terus menerus. Pasti truk yang berjalan pada malam hari terus menerus akan lebih awet usia pemakaian ban nya. Karena ground temperatur pada malam hari cenderung lebih dingin / bersahabat bagi ban dibanding temperatur siang hari. Demikian pula operasional kendaraan pada musim panas dan musim dingin di negara-negara dengan 4 musim , pasti ada perbedaan cukup signifikan dalam hal keawetan ban,” katanya.
Terakhir, karakter pengemudi. Tidak kalah penting adalah karakter mengemudi yang ikut menentukan keausan ban. Pengemudi yang cenderung tenang pasti ban nya akan lebih awet daripada pengemudi yang lebih agresif.
Editor: Sigit Foto: Dokumentasi Pribadi