• Truckmagz

Tantangan Menjadi Market Leader di Era Logistics 4.0

08 / 07 / 2022 - in Berita
Tantangan Menjadi Market Leader di Era Logistics 4.0

PT Angkasa Pura Logistik (APLog), menyelenggarakan acara Webinar Series Ke-3 APLog 2022 dengan judul “How to Be Market Leader in Logistics (Comparability of Past & Future)” pada Kamis (30/6), yang menghadirkan narasumber Chairman of Asosisasi Logistik Indonesia (ALI), Mahendra Rianto dan Desty Arlaini selaku Asissten Deputi Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN RI.

Direktur Keuangan & Sumber Daya Manusia APLog, Ridwan Moeis menyampaikan dalam sambutannya bahwa webinar bisa memberikan kisi-kisi untuk menjadi market leader dalam rangka rebound setelah adanya pandemi dan membuat industri logistik menjadi lebih baik di kalangan BUMN dan pihak swasta.

Mahendra Rianto memaparkan materi dengan tema kiat-kita memenangkan pasar pada supply chain process. Hal pertama adalah beradaptasi kepada model bisnis, dan harus siap untuk bertransformasi secara digital. “Digitalisasi saat ini merupakan kebutuhan utama dalam era Logistics 4.0, fokus pada penggunaan teknologi baru dan inovasi berbasis IT dan internet untuk solusi keandalan pengiriman, kualitas pengiriman, fleksibilitas pengiriman, dan tingkat pelayanan,” bukanya.

“Perubahan perilaku atau budaya bisnis logistik dalam penerapan konsep-konsep industri 4.0, logistics 4.0, internet of things, big data untuk perencanaan, pengendalian, pemantauan, dan penerapan informasi serta aliran material, barang, dan finansial. Pelaksanaan digitalisasi logistik domestik lebih banyak tantangannya dibanding logistik global, dikarenakan masih banyak pelaku bisnis konvensional pada tingkat lokal.”

“Potensi pasar digital cukup besar sejak pandemi, karena berubahnya pola belanja masyarakat selama pandemi dari yang biasa ke pasar atau toko kini mereka banyak memiliih belanja melalui e-commerce . Data kami menyebutkan hingga 87 % konsumen di usia 16-64 tahun melakukan belanja onlline. Growth rate e-commerce juga meningkat cukup tinggi di beberapa kategori, tertinggi adalah pakaian dan produk kecantikan mencapai 50,7 % dan makanan dan alat kesehatan mencapai 61,3%,” jelas potensi pasar e-commerce.

“Tantangan saat ini yang perlu disoroti adalah logisticcs cost di beberapa kota besar berbeda dan itu perlu diatasi. “Rata-rata logistics cost diatas 20%, dibanding negara lain. Angka ini cukup besar, hanya Surabaya dan Jakarta saja yang cukup rendah dikisaran 15%. Yang harus diperhatikan adalah area industri andalan ekspor, ini harus bisa dilakukan efisiensi,” tambahnya.

Mahendra menilai jalan tol baru khususnya di Pulau Jawa yang sudah mulai tersambung tarif tol nya tinggi. sehingga beberapa transportasi enggan melewati tol untuk menekan biaya operasional. Sementara ongkosan tidak naik. Jadi solusinya truk logistik tersebut melewati jalur Pantura.

Mahendra berpesan untuk menjadi pemimpin pasar, digitalisasi adalah sebuah kebutuhan dalam Era Logistics 4.0 karena memiliki kehandalan pengiriman, kualitas pengiriman, fleksibilitas pengiriman, tingkat pelayanan yang lebih baik serta pelaksanaan digitalisasi logistik domestik lebih banyak tantangannya dibanding logistik global.

Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN, Desty Arlaini menjelaskan dari sisi pemerintah. “Pemerintah secara agresif mendirikan infrastruktur untuk mendorong adanya ekspansi logistik darat dan hinterland, agar konektivitas logistik menjadi lebih baik juga pengalihan arus perdagangan ke area baru sehingga cakupan area baru diperluas. Ini menjadi fokus pemerintah saat ini untuk mendorong bisnis logistik,” katanya.

Editor : Sigit

Foto ; truckmagz



Sponsors