Salah satu penyebab umum turunnya tenaga mesin truk diesel adalah masalah pada sistem Exhaust Gas Recirculation (EGR). EGR dirancang untuk mengurangi emisi gas buang dengan mengembalikan sebagian gas buang kembali ke ruang bakar.
"Gas buang ini digunakan untuk menurunkan suhu pembakaran dan mengurangi produksi nitrogen oksida (NOx). Namun, jika katup EGR tersumbat atau rusak, aliran gas buang yang seharusnya kembali ke mesin bisa terganggu, menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses pembakaran," jelas rno Nurcahyo, Kepala Bengkel Sumber Guna Ragil.
"Sumbatan pada katup EGR sering kali terjadi karena penumpukan jelaga atau residu karbon dari gas buang. Seiring waktu, kotoran ini dapat menumpuk di dalam katup dan pipa-pipa EGR, menghambat aliran gas buang. Jika katup macet, tidak bisa membuka atau menutup dengan benar, udara yang masuk ke ruang bakar menjadi tidak stabil. Sehingga proses pembakaran bahan bakar tidak berlangsung secara optimal. Ini yang menyebabkan mesin mengalami kekurangan tenaga, terutama pada saat akselerasi atau ketika membawa beban berat," tambah Arno.
Selain sumbatan, kerusakan mekanis pada komponen EGR juga dapat menyebabkan masalah. Jika katup atau sensor EGR rusak, aliran gas buang akan terganggu. Kondisi ini memicu penurunan tenaga, bahkan meningkatkan konsumsi BBM. Pemeriksaan sistem EGR secara teratur, termasuk pembersihan katup dan pengecekan sensor.
Arno membagikan solusi untuk masalah EGR yang tersumbat atau rusak. "Lakukan pembersihan menyeluruh pada katup dan komponen terkait. Jika rusak parah, segera ganti baru. Ini akan mengembalikan tenaga mesin diesel jadi optimal." pungkasnya.
Editor: Sigit Foto: truckmagz