• Truckmagz

Pengusaha Angkutan Barang Keluhkan Biaya Logistik di Indonesia Masih Tinggi

31 / 05 / 2024 - in Berita
Pengusaha Angkutan Barang Keluhkan Biaya Logistik di Indonesia Masih Tinggi

Pemerintah mengatakan biaya logistik Indonesia masih sedikit lebih tinggi dibanding dengan negara-negara lain. Tercatat, biaya logistik Indonesia saat ini sekitar 14%.

Dari 14% merupakan biaya rantai pasok dan logistik Indonesia, dimana ada komponen yang masuk di dalamnya. Yakni biaya inventory, biaya pergudangan, biaya admin dan IT

Antoni Tampubolon, Praktisi Transportasi, Logistik dan Ekspor Impor menjelaskan kondisi pengusaha angkutan barang saat ini. "Dalam komponen biaya tersebut ada lagi sub-sub biaya seperti biaya bongkat muat hingga biaya packing. Hal-hal tersebut membuat biaya transportasi menjadi mahal. Sekaligus mejadi perhitungan utama dalam komponen logistik. Kenapa bisa mahal​?," katanya.

"BBM mahal, pengadaan untuk peremajaan unit, taif tol, uang makan awak kemudi hingga harga spare part juga mahal. Jika ditotal semua maka hasilnya akan tidak sebanding dengan output pengusaha hasilkan," imbuh Antoni.

"Pengusaha logistik sekaran suffering dengan kondisi saat ini. Mereka menderita karena biaya logistik naik, tapi pendapatan fluktuatif. Tarif yang ada tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Sehingga berdampak pada pendapatan. Belum lagi pengusaha memikirkan investasi terhadap unit yang sudah ada. Sehingga tidak sanggup lagi peremajaan unit. Termasuk biaya untuk perawatan kendaraan juga dipikirkan oleh pengusaha logistik. Sekali lagi tarif ini sangat mempengaruhi. Selain itu persaingan harga juga sangat ketat," terang Antoni.

"Saat ini harga angkutan barang adalah hasil kesepakatan pemilik barang dan transporter. Jadi tidak ada pengaturan secara baku tarif angkutan barang. Sampai sekarang belum ada kebijakan yang mengatur penentuan tarif angkutan barang. Dulu ada tapi sekarang harga seperti dibebaskan tergantung kesepakatan," sesal Antoni.

Antoni melanjutkan, "Pengusaha logistik terpojok dengan keadaan. Tuntutan pengusaha logisitik ini sebenarnya sederhana sekali. Bagaimana tarif ini bisa disesuaikan dengan biaya -biaya yang naik, sehingga ada keuntungan. Pengaruhnya, pengusaha bisa invetasi hingga perbaikan unit. Karena harga pasaran tidak stabil, sehingga sulit untuk menentukan sikap ditengah biaya-biaya yang makin meningkat," katanya.

"Misalnya biaya perbaikan dan biaya untuk peremajaan unit. Dan ini berdampak terhadap keselamatan angkutan barang tersebut. Jadi poin utama mengenai masalah sekaran ini bukan dari pengusaha logistik tidak mau memberikan service excellent. Tetapi bagaimana bertahan di kondisi perang tarif. Belum lagi kondisi ekonomi yang sedang lesu berdampak kepada volume barang turun. Mengakibatkan kondisi pengusaha logistik bertahan dengan memunda biaya-biaya internal mereka yang seharusnya bisa mempercepat pertumbuhan bisnis," ujar Antoni.

Editor: Sigit Foto: truckmagz



Sponsors