• Truckmagz

Pengemudi yang Aman dan Selamat, Bisnis Transportasi Lancar

15 / 06 / 2022 - in Berita
Pengemudi yang Aman dan Selamat, Bisnis Transportasi Lancar

PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) menggelar Seminar Nasional dengan tema “Dampak positif pengemudi yang andal terhadap operasional dan keuntungan perusahaan“. Seminar menghadirkan narasumber dari Kementrian Perhubungan, Korlantas Polri, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Santiko Wardoyo, COO – Director HMSI membuka acara dengan menyampaikan sambutannya. “Misi kami adalah membangun dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup dengan membantu mengantarkan orang dan barang sampai di tempat tujuan dengan aman, tentu dengan biaya yang ekonomis dan ramah lingkungan,” bukanya.

“Filosofi total support adalah bagaimana kita support aktivitas operasional customer Hino. Kami bangun Hino Total Support Customer Center (HTSCC), sebagai pusat pelatihan pengemudi ini membuktikan bahwa kami berkomitmen dan tangung jawab untuk memberikan layanan total support untuk memaksimalkan umur kendaraan dan memperkecil biaya operasional serta meningkatkan tingkat keselamatan lalu lintas dan mengurangi risiko kecelakaan. Kami fokus untuk membantu pelanggan lebih produktif , aman efisien saat menggunakan Hino truck. Ini bentuk perhatian kami untuk memastikan produk kami aman, efisien dan terjaga dalam kondisi baik untuk pelanggan Hino,” tambah Santiko.

Senada dengan Santiko mengenai tujuan keselamatan berlalu lintas, Suharto Direktur Angkutan Jalan Kementrian Perhubungan juga menyebut visi misi Dirjen Perhubungan Darat. “ Visi kami yang diamanatkan dalam UU 22 tahun 2009 adalah bagaimana menjadikan transportasi yang aman, nyaman, selamat, dan terjangkau,” katanya.

“Belakangan ini banyak kejadian kecelakaan yang sering terjadi. Angka dari Data Korlantas Polri kurang lebih 2000an orang meninggal di jalan raya setiap tahunnya. Artinya setiap satu jam 3-4 orang meninggal di jalan raya, sehingga bisa dikatakan sekarang ini dalam masa darurat keselamatan untuk transportasi. Bicara keselamatan tentu banyak elemen yang memberikan kontribusi kepada kecelakaan. Prasarana memberikan kontribusi, sarana juga. SDM termasuk pengemudi juga memberikan kontribusi. Hari ini adalah kolaborasi dari seluruh pemangku elemen dari Kepolisian, Kemenhub, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) adalah dalam rangka meningkatkan kompetensi pengemudi. Kami ucapkan terima kasih kepada Hino yang telah menfasilitasi acara ini,” terangnya.

Ahmad Wildan, PLT Ketua Sub Komite LLAJ KNKT coba menjelaskan mengenai konsep keselamatan dan kecelakaan. “ Kita ini sering salah langkah. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak disengaja atau diduga, jadi 99 persen kuasa Tuhan. Sedangkan, keselamatan itu terhindarnya seseorang dari risiko terjadinya kecelakaan. Kesalahan banyak orang adalah ketika memiliki program safety yang diukur penurunan angka kecelakaan. Jadi, mari bersama merubah mindset berfikir pada saat menangani kecelakaan. Jadi fokus apa yang ada di diri kita. Misalnya bahas bus Transjakarta, tidak perlu bahas jalan dan regulasinya. Fokus saja dalam peningkatan keselamatan disitu,” tegas Wildan.

Berkaitan dengan tema seminar, Wildan menyinggung faktor manusia dalam penyebab kecelakaan. “Mengenai manusia ada hal yang bisa menjadi penyebab kecelakaan yaitu kesalahan dan pelanggaran. Ketika bicara pelanggaran ada bersifat rutin dan bersifat situasional. Ketika bicara kesalahan ada tiga hal, yakni skill based error, loss of situational awareness dan loss of control. Lost of control ini bisa karena ngantuk dan lelah. Yang harus diwasapadai adalah skill based error,” jelasnya.

“Pada bus dan truk kecelakaan bukan pada pengemudi tidak bisa mengemudi. Terkait human error khususnya training pengemudi kami berharap ditekankan mengenai skill based error yaitu bagaimana pengemudi menghadapi blind spot, teknologi kendaraan, dan pengemudi memahami jalan yang akan dilalui. Kecelakaan truk dan bus yang banyak terjadi diluar kota adalah karena jalan yang tidak standar bukan masalah kendaraan. Ketika pengemudi menghadapi jalan yang tidak standar dan tidak memahami dasar pengetahuannya, maka akan menghadapi masalah dengan kendaraan. Yang akan menimbulkan risiko. Ketika tidak paham risikonya, maka akan terpapar oleh hazard ini,” ucap Wildan.

Pada sesi diskusi Wildan juga berpesan kepada pengusaha angkutan mengenai konsep pengemudi sebagai aset perusahaan. “Jadikan pengemudi itu economic asset maka perlu dikembangkan, dilatih, dan disejahterahkan. Selama ini pengusaha angkutan menganggap pengemudi adalah economic liability. Atau menjadi beban ekonomi. Anggapannya kan sudah digaji jadi harus kerja. Tidak bisa seperti itu. Pengusaha jangan memaksakan pengemudi untuk mengemudi 24 jam. Pengemudi juga harus tidur. Hal seperti ini bahaya sekaligus merugikan perusahaan,” pesan Wildan.

Editor : Sigit

Foto ; Truckmagz



Sponsors