Truk ODOL (Over Dimension Over Loading) masih menjadi masalah utama transportasi logistik Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, keberadaan truk ODOL membuat sarana dan prasarana jalanan rusak hingga menjadi penyebab beberapa kecelakaan di jalan raya.
Kasubdit Pengendalian Operasional Ditjen Lalu Lintas Jalan, Syaifudin Ajie Panatagama yang hadir menggantikan Direktur Lalu Lintas Jalan Kemenhub, Cucu Mulyana pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyelenggaraan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) yang diselenggarakan secara daring pada 24-25 Februari 2022 mengatakan unit kerja lapangan mengalami masalah pengawasan kendaraan ODOL.
“Petugas di lapangan mengalami masalah krusial pengawasan di UPPKB. Pertama, antrian panjang truk ODOL yang mengakibatkan kemacetan disekitar lokasi penimbangan. Untuk mengatasi itu akhirnya kami melakukan random sampling. Jadi tidak memaksakan melayani semua antrian kendaraan,” katanya.
Kedua, ketika penindakan truk ODOL, truk melaju dengan kecepatan tinggi ketika menghindari petugas. “Hal ini terkesan ingin menciderai petugas di lapangan. Kedepan kami memerlukan teknologi seperti ETLE. Akan ada pilot project di Losarang, Indramyu. Kedepan tidak perlu lagi menempatkan petugas di pinggir jalan. Dengan sinergi bersama Polda maka akan ter-capture mana saja kendaraan yang tidak memasuki jembatan timbang. Semoga ini segera terwujud,” tambah Ajie.
Ketiga, pengemudi tidak mau menunjukkan dokumen kendaraan. “Menurut informasi petugas di lapangan, pengemudi menggunakan dalih takut kehilangan dokumen. Padahal sebenarnya kendaraan tersebut tidak memiliki dokumen atau keberadaan dokumennya palsu. Kami informasikan, pelanggaran dengan dokumen palsu atau mati uji banyak sekali. Keempat , adanya oknum backing aparat. Kami sudah melihat laporan petugas senior, bahwa sudah bisa menghadapi backing aparat dengan edukasi,” ucap Ajie.
“Semoga dengan sosilisasi dan edukasi untuk memberantas praktik ODOL kita bisa menuju Indonesia Zero ODOL 2023. Kami mengharapkan kepada seluruh BPTD dan petugas UPPKB agar tetap mengupayakan pemasangan brosur, pamflet dan spanduk larangan truk ODOL. Ini demi mewujudkan keselamatan berkendara menuju Indonesia lebih baik,” pungkasnya.
Editor : Sigit
Foto : truckmagz
