• Truckmagz

Kecelakaan Terjadi Bisa Disebabkan Kurang Memahami Risk Journey

14 / 04 / 2022 - in Berita
Kecelakaan Terjadi Bisa Disebabkan Kurang Memahami Risk Journey

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa kasus kecelakaan lalu lintas yang marak beberapa waktu lalu melibatkan kendaraan angkutan umum baik angkutan barang maupun angkutan penumpang. Penyebab masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan, antara lain karena faktor cuaca, sarana, dan prasarana transportasi darat.

Salah satu yang hal yang sangat dekat terkait dengan keselamatan transportasi jalan adalah risk journey. “Sangat penting bagi perusahaan truk pengangkut bahan berbahaya khususnya untuk membuat risk journey sebagai pedoman atau panduan bagi pengemudinya,” jelas Ahmad Wildan, Plt Ketua Sub Komite Lalu Lintas Angkutan Jalan(LLAJ) Komite Nasional Keselamatan Transpotasi(KNKT).

“Saya pernah diminta untuk membuat suatu risk journey pada suatu lintasan kendaraan pengangkut bahan berbahaya. Karena banyaknya lintasan yang dimaksud, saya hanya mampu membuat sekitar 5 lintasan yang mewakili karakteristik seluruh lintasan. Pertama, saya minta data kendaraan pengangkutnya, saya petakan dengan detail untuk setiap tipe kendaraan area blindspotnya, kemudian juga saya inventarisir jenis remnya. Risk Journey tanpa memberi informasi blind spot kepada pengemudi kurang lengkap, karena banyak kecelakaan yang disebabkan oleh blind spot ini,” terang Wildan.

“Setelah selesai, baru saya ajarkan kepada team safety dan selanjuntya mereka saya minta untuk membuat hal yang sama dengan yang saya lakukan. Terakhir, mereka mempresentasikan satu demi satu kepada saya dan saya evaluasi, sehingga jadilah risk journey untuk keseluruhan rute. Dari sini saya menangkap, bahwa pemahaman tentang risk journey ini masih sangat awam, dan jarang perusahaan yang memilikinya, padahal hal ini sering menjadi menyebab terjadinya suatu kecelakaan. Karena saya pernah menemukan sebuah risk journey perusahaan, isinya bukan seperti yang saya harapkan dan tidak bisa memandu pengemudi mengemudi dengan baik,” tambah Wildan.

Wildan memberikan rekomendasi untuk menekan jumlah kecelakaan truk. Pertama adalah edukasi baik kepada manajemen pengelola, mekanik maupun pengemudinya. Kedua, memperbaiki sistem distribusi logistik di Indonesia dan membuat regulasi terkait waktu kerja, waktu istirahat dan waktu libur pengemudi serta pembuatan freight centre sebagai tempat berkumpulnya kendaraan barang sehingga mereka tidak bercampur dengan kendaraan lainnya. Freight Centre bukan rest area dan bukan terminal angkutan barang. Freight Centre adalah tempat berkumpulnya angkutan barang yang ingin beristirahat, memperbaiki kendaraannya dimana disana tersedia fasilitas parkir yang representative, SPBU khusus kendaraan barang, kantin UMKM, MCK, tempat istirahat pengemudi serta berada dalam suatu area yang aman terkendali dengan pagar mengelililingi area. Pada freight center juga perlu sistem keluar masuk yang terjaga sehingga pengemudi bisa beristirahat dengan tenang tanpa khawatir barangnya dicuri orang,” saran Wildan.

Editor : Sigit

Foto : NTMC Polri



Sponsors