• Truckmagz

Jangan Menyerah, Begini Menyikapi Mahalnya Freight Rate

25 / 03 / 2022 - in Berita
Jangan Menyerah, Begini Menyikapi Mahalnya Freight Rate

Tarif angkutan laut (freight rate) sangat bergantung pada kondisi pasar yang ada. Kondisi kelangkaan kontainer berujung juga pada mahalnya freight rate. Banyak eksporti khususnya UMKM mengeluh dengan kondisi ini,

Antoni Tampubolon, Praktisi Transportasi, Logistik dan Ekspor Impor menjelaskan beberapa sebab yang mungkin memperparah. “Freight rate mahal bisa dipicu dengan kenaikan harga BBM, kondisi perekonomian global, bahkan adanya perang Rusia dan Ukrania. Ini bisa berpengaruh pada perdagangan juga. Selain itu, ada pembatasan di berbagai negara yang jelas memberikan pengaruh pada perputaran arus barang,” bukanya.

“Terobosannya adalah memberikan subsidi terhadap eksportir ketika freight rate mahal. Saat ini pemerintah perlu sekali memberikan kebijakan dalam hal fiskal untuk membantu UMKM yang benar-benar mau melakukan ekspor tapi memiliki kendala di biaya. Tanpa itu, akan sulit sekali bersaing dengan negara lain,” tambah Antoni.

Karena berhubungan dengan kondisi global. Pemerintah tidak bisa intervensi langsung terhadap kondisi sekarang. “Karena ini business to business, yang bisa dilakukan pemerintah dari sisi makro adalah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam proses ekspor. Tapi untuk masalah freight rate, pemerintah sulit untuk menekan itu, karena ini kondisi global,” jelasnya.

Antoni menyarankan pemerintah untuk melakukan pemetaan. “Pemetaan berapa jumlah barang dari Indonesia atau dari masing-masing pelabuhan. Jadi perlu ada rencana induk ekspor indonesia agar jelas. Dengan itu, pemerintah bisa memiliki bargaining power dengan shipping line untuk mengukuhkan posisi tawar terhadap global liner. Tanpa ada informasi atau masterplan ekspor akan sulit bertindak,” ucap Antoni.

“Pemerintah melakukan fungsi konsolidasi terhadap ekspor yang diinisiasi oleh pemerintah. Tentu akan memperkuat database perihal kemana, siapa dan bagaimana ekspor dilakukan. Inilah kolaborasi, mari ego sektoral kita lepaskan. Sekarang saatnya kolaborasi, dengan duduk bersama bagaimana bisa melakukan perencanaan terkait mahalnya freight,” saran Antoni.

Menurut Antoni, mahalnya freight rate dipengaruhi ketidakstabilan kondisi ekonomi negara satu dengan yang lain. “Selain itu ada hubungan dengan geopolitik. Climate change juga mempengaruhi secara global. Ini yang akan sulit diprediksi sampai kapan. Kita harus bersiap, bukan menunggu sampai rate murah. Kita harus mitigasi setiap risiko yang ada. Jangan berpikir bahwa freight rate akan murah. Eksportir dan importir di Indonesia harus antisipasi , bagaimana dengan negoisasi ulang dalam kontraknya , agar bisnis tetap jalan. Lalu melakukan inovasi dan mitigasi bisnis supaya menang dalam persaingan bisnis. Jangan menyerah dengan keadaan freight mahal dan kelangkaan kontainer,” pungkas Antoni.

Editor : Sigit

Foto : truckmagz



Sponsors