Sekjen DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Timur, Eddo Adrian Wijaya mengatakan bahwa naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) sangat berpengaruh pada penentuan tarif kepada pengguna ataupun customer.
Langkah pertama yang pengusaha transportasi lakukan adalah menghitung ulang tarif muatan. “Kami bersama anggota Aptrindo Jatim sudah meeting dan sepakat dengan menaikkan tarif muatan 25% dari harga lama untuk truk roda 6 lebih. Ini hanya pedoman tarif dari asosiasi. Secara prakteknya dilapangan bisa berbeda, kami berharap tidak membuat tarif yang jauh dari pedoman tersebut,” jelas Eddo.
Harga BBB solar dari Rp5150 menjadi Rp6800 atau naik sekitar 32%. “ Dengan melihat ini jangan salah paham bahwa tarif akan naik 32% juga. Padahal komponen harga muat ini tidak hanya BBM saja. Kami juga memahami harga spare part akan ikut naik, karena biaya pengiriman spare part pasti naik,” tambah Eddo.
Dengan kenaikan harga BBM, Eddo berharap pasar menjadi lebih kompetitif. “Setiap pengusaha sekarang kan punya harga baru dan customer pasti membandingkan harga-harga dari transporter lain. Faktsnya, setiap pengusaha pasti tidak akan sama meskipun sudah ada pedoman tarif. Ini seperti halnya proses tender ulang. Sehingga, customer mungkin bisa lepas dari kita, dan kemungkinan besar datangnya customer baru juga ada pada kondisi seperti ini. Semua customer sekarang pasti mencari transporter mana yang kenaikannya paling sedikit,” ucap Eddo.
Eddo mengapresiasi kebijakan kenaikan BBM yang dilakukan pemerintah. “Dengan kebijakan ini, Kami berharap pemerintah juga menjamin kestabilan harga BBM dan ketersediaan pasokanya. Dan terpenting, mohon tindak tegas pelaku peredaran BBM ilegal yang menyebabkan terjadinya kelangkaan pasokan di daerah,” pungkas Eddo.
Editor : Sigit
Foto : truckmagz
