• Truckmagz

Dimensi Kompetensi Pengemudi Turut Menciptakan Jalan Berkeselamatan

04 / 03 / 2022 - in Berita
Dimensi Kompetensi Pengemudi Turut Menciptakan Jalan Berkeselamatan

Kecelakaan angkutan barang terjadi tidak hanya disebabkan masalah teknis, faktor kemampuan pengemudi juga menjadi penyebabnya. Dari sekian banyak laporan investigasi kecelakaan yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan terjadi lebih karena faktor pengemudi.

Meskipun pada investigasi awal atau pasca kecelakaan selalu karena kendaraan, seperti rem blong. Padahal rem blong juga berasal dari faktor manusia. Angkutan barang dan penumpang sangat penting karena bukan hanya menyangkut keselamatan tapi juga kesiapan pengemudi secara skill dan mental.

Kompetensi awak kendaraan juga menjadi faktor penentu, karena tidak hanya selamat saja tetapi juga perlu keterampilan dari kebiasaan dan pengalaman berjenjang. Asesor Lg SP EMI (Ekosistem Multimoda Indonesia), Erreza Hardian menjelaskan bahwa jenjang kompetensi ada 5 tahap yang harus dimiliki oleh setiap individu.

Pertama, keterampilan menjalankan tugas (Task-skills), yaitu keterampilan untuk melaksanakan tugas-tugas rutin sesuai dengan standar di tempat kerja. Sebagai pribadi yang memiliki SIM, mampu melaksanakan tugas individu mengemdudikan truk. Termasuk mengantarkan barang dengan selamat dan memastikan kendaraan aman dan menciptkan jalanan berkeselamatan. Kedua, Keterampilan mengelola tugas (Task management skills) yaitu keterampilan untuk mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang muncul di dalam pekerjaan. Terdapat tugas berbeda yang ditetapkan oleh perusahaan bernaung.

Ketiga, Keterampilan mengambil tindakan (Contingency management skills),yaitu keterampilan mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu masalah di dalam pekerjaan. Regulator memiliki kepentingan lain, ketika membawa muatan ada ketidakaturan yang muncul dan pengemudi dituntut mengambil inisiatif akan masalah yang terjadi.

Keempat, Keterampilan bekerja sama (Job role environment skills), yaitu keterampilan untuk bekerja sama serta memelihara kenyamanan lingkungan kerja. Selain tugas pokok pengemudi, secara personal juga perlu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kelima, leterampilan beradaptasi (Transfer skill), yaitu keterampilan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru, alat kerja baru, regulasi, pengetahuan dan literasi baru.

Erreza mengingatkan pada tahap TMS proses berjalan maka jati diri pengemudi atau proses makin kompeten. “Ketika pengemudi tidak punya pengetahuan dan etika, cenderung akan mundur dan kembali ke task skill hanya jadi “supir”. Sehingga untuk senantiasa mengembangkan diri untuk selalu berpikir positif,” jelasnya pada Kulgram Truckmagz pada Rabu (2/3).

Dengan kemampuan yang dimiliki pengemudi juga turut serta membangun sistem manajemen keselamatan (SMK) perusahaan. “Dengan membangun SMK layaknya lubrication dan acceleration menuju pengemudi kompeten. Karena dengan demikian tidak ada lagi pengemudi sendirian, karena ada support sistem terbaik dari perusahaan,” katanya.

Sebagai bagian dari tolak ukur kemampuan pengemudi. “Pengemudi juga bagian atau elemen perusahaan. Jika ada kendala di lapangan, pengemudi bisa turut aktif, sehingga semakin cepat ditemukan solusinya. Jadi mari berpikiran positif minimal menambah pengetahuan soal aturan overdimensi overloading, karena seorang pengemudi kompeten memiliki lima dimensi dari mulai fisik hingga adaptasi,” tutupnya.

Editor : Sigit

Foto : truckmagz



Sponsors