• Truckmagz

Digital Supply Chain Mampu Meminimalkan Risiko dalam Bisnis Logistik

22 / 03 / 2022 - in Berita
Digital Supply Chain Mampu Meminimalkan Risiko dalam Bisnis Logistik

Revolusi industri 4.0 membuat banyak perusahaan mulai menerapkan digitalisasi dalam menunjang operasional. Selain tuntutan, permintaan konsumen yang semakin tinggi dan perubahan perilaku mendorong perusahaan untuk mengadopsi teknologi untuk meningkatkan digitalisasi dalam sistemnya.

Bisnis logistik dan supply chain juga dituntut untuk melakukan transformasi digital agar dapat memanfaatkan sistem berbasis Industri 4.0 untuk mendapatkan informasi yang akurat. Dr. Ir. Hoetomo Lembito, Dewan Pakar Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menjelaskan apa itu digital supply chain dalam webinar dengan judul ‘Digital Transformation in the Supply Chain and Logistics Industry’ pada Kamis (17/3).

“Digital supply chain secara garis besar memiliki tugas untuk mengintegrasikan rencana, visibilitas logistik hingga pergudangan. Di dalam digital supply chain network ada customer, distribusi, produksi dan supplier yang secara terus menerus berinteraksi secara realtime sehingga tidak ada miss information di semua lini supply chain. Memang ini perlu perubahan midset dan kecepatan dari pelaku industrinya,” katanya.

Hoetomo melanjutkan, “Jika dibandingkan dengan tradisional supply chain, transformasi digital memungkinkan supply chain dikendalikan secara terpusat. Kontrol dari suplly chain adalah pusat yang dapat menangkap visibilitas secara lengkap, menyediakan data bagi seluruh komponen supply chain,’ jelasnya.

Dengan digitalisasi, memungkinkan sinergi menyeluruh dari supplier, produksi, distribusi, hingga konsumen. Dalam digital suplly chain semua diatur secara otomatis berbagi informasi saat keputusan dibuat. Pusat kontrol memungkinkan perusahaan untuk melihat apa yang terjadi di setiap saat.

“Dengan informasi dan visibilitas yang lengkap, perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk merencanakan kejadian yang akan terjadi seperti keterlambatan pengiriman atau masalah pembayaran. Dengan seperti itu akan lebih mudah untuk memahami implikasi dari berbagai pilihan keputusan, dan melakukan analisis risiko mengenai berbagai supplier dan skenario yang dimiliki perusahaan. Ini berarti bahwa digital supply chain menawarkan peningkatan kemampuan untuk mengelola supply chain yang melampaui kemampuan untuk melihat tetapi juga merencanakan dan pada akhirnya membuat keputusan yang lebih baik,” tambahnya.

Hoetomo juga berbicara mengenai karakter dari digital supply chain yang sangat tergantung pada data. “Data adalah bagian terpenting dan kuat dari transformasi digital. Sejumlah besar data dihasilkan dari aplikasi, perangkat, sensor, transaksi, dan perilaku. Tetapi mengakses dan menggunakan data yang tepat adalah tantangan terbesar dalam mendorong transformasi digital di masa mendatang. Oleh karena itu perusahaan supply chain dan logistik harus berurusan dengan sejumlah besar sistem, aplikasi, dan data, baik dari dalam maupun luar organisasi,” ucapnya. Digital supply chain memiliki kapasitas pemrosesan transaksi secara real-time. Kemampuan untuk menangani data dari semua supplier, konsumen dan sistem yang berbeda yang terlibat dalam seluruh supply chain, termasuk informasi transaksi komoditas dan data dari sensor peralatan.

Digital supply chain mampu melakukan transaksi dengan cepat termasuk manajemen inventaris dan pesanan, manajemen pengemasan dan pengiriman untuk semua produk. Pada saat yang sama, platform juga harus dapat menganalisis data apa pun secara real time untuk mendapatkan informasi yang dapat ditindaklanjuti secara instan dan membuat keputusan yang tepat.

“Digital supply chain dapat menghubungkan, mengintegrasikan, dan menyelaraskan data dari semua sistem berbeda yang terlibat di seluruh supply chain, dengan seamless dan visibilitas yang konsisten untuk mengelola seluruh alur kerja dan memanfaatkan semua data. Sehingga transformasi supply chain ini mampu memenuhi tujuan utamanya yaitu efisiensi,” kata Hoetomo.

Editor : Sigit

Foto : youtube



Sponsors