• Truckmagz

Berbagi Ilmu Konstruksi Jalur Perkeretaapian Modern di Indonesia

03 / 06 / 2022 - in Berita
Berbagi Ilmu Konstruksi Jalur Perkeretaapian Modern di Indonesia

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemeneterian Perhubungan mengadakan Webinar dengan judul Transfer of Knowledge (TOK) Design Development of Tunnel Bridge and Elevated Railways pada Selasa (31/5).

Harno Trimadi, Direktur Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dalam sambutannya mengatakan bahwa webinar ini tidak hanya mengenai sharing ilmu saja tetapi juga membagikan pengalaman kepada peserta mengenai pembangunan konstruksi.

“Dalam pembangunan perkeretaapian ada beberapa hal yang perlu dipejari dengan cermat. Pertama persinyalan dan sistem operasi . Aspek fisik yakni tunnel, bridge dan elevated railways yang merupakan bagian dari kontruksi juga penting. Tiga aspek tersebut sebenaranya bagian dari jalur yang menjadi keharusan pembangunan perkeretaapian kedepan. Tiga pekerjaan ini tidak bisa dilewatkan. Dalam webinar ini nanti tidak hanya sharing ilmu tapi juga sharing pengalaman. Kami berharap bisa memberikan pengalaman ketika membangun konstruksi. Kemampuan ini akan sangat dibutuhkan kedepannnya, apakah itu regulator atau pihak legal lain bisa mendapatkan manfaat. Karena Jpembangunan kereta api tidak lepas dari stakeholder diluar Ditjen Perkeretaapian. Kami berharap teknologi ini bisa diterapkan di semua sektor. Dengan teknologi juga waktu pembangunan bisa lebih pendek dan tentu lebih efisien,” katanya.

Ir. Arvila Delitriana, Engineer of Project LRT Jabodebek merupakan sosok penting di balik jembatan lengkung LRT Jabodetabek yang diklaim sebagai yang terpanjang di dunia. Jembatan lengkung LRT membentang sepanjang 148 meter dan memiliki radius lengkung 115 meter.

Arvila yang hadir sebagai pemateri telah berkiprah selama hampir 20 tahun dalam pembuatan jembatan di Indonesia. Dalam paparannya, Arvila menjelaskan dalam menentukan tipe jembatan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni kondisi geometri dilokasi rencana jembatan, kondisi subsurface di lokasi rencana jembatan, fungsi jembatan, estetika jembatan, ekonomis dan dapat dilaksanakan serta aspek legal. Jika dilihat dari kondisi geometri menurutnya bahwa tipe jembatan ditentukan dari ketentuan alinyemen harisontal dan vertikal yang sudah ditetapkan dalam penentuan trase jembatan serta clearance atas dan bawah jembatan yang membatasi tinggi jembatan.

“Tentunya, jembatan yang melewati sungai atau laut yang dilewati atau tidak dilewati pelayaran akan memiliki pertimbangan pemilihan tipe dan bentang yang berbeda. Serta jembatan yang melewati jalan raya saat pelaksanaan pekerjaan jembatan tidak boleh menggangu jalan dibawahnya dan memiliki batasan tinggi bersih yang disyaratkan. Untuk kondisi subsurface, dikatakannya bahwa dari hasil bathymetri dapat dilihat ada palung atau tidak. Sebaiknya pondasi jembatan menghindari palung yang dalam, dengan kondisi ini bentang jembatan yang akan menyesuaikan,” katanya.

Berbicara mengenai tema webinar, Arvila menjelaskan konsep bridge and elevated. “Bridge dan elevated adalah menyambungkan dua lokasi yang terputus atau berada diatas dengan cara paralel. Jadi jembatan dan elevated ini bisa memberikan solusi kepadatan traffic terutama di DJKA tidak diijinkan simpang sebidang pada pembangunan konstruksi baru, jadi kalau tidak underpass ya flyover, elevated , atau jembatan. jadi banyak sekali inovasi yang diperlukan terkait kebutuhan bridge dan elevated. Seperti PCI girder, Concrete Box Girder, steel truss dan sebagainya,” tambahnya.

Metode konstruksi dalam hal ini bisa jembatan and elevated artinya membangun sesuatu yang ada kondisi di bawahnya seperti kemacetan lalu lintas, Namun tidak serta merta bisa melakukan apa saja di bawahnya sehingga metode konstruksi yang tepat diperlukan dari pemikiran seorang designer jembatan untuk bisa menyakinkan bahwa apa yang didesain bisa dilaksanakan. Ini menjadi poin penting dalam satu desain jembatan. Metode konstruksi berbeda disetiap proyek, sangat tergantung pada lokasi bisa juga tergantung pada desaign and build. Prioritas utama tentunya keamanan konstruksi itu sendiri,” ucap Arvila.

Editor : Sigit

Foto : DJKA



Sponsors