• Truckmagz

Benarkah Single Wide Base Tire Solusi untuk Kendaraan Overload?

26 / 05 / 2022 - in Berita
Benarkah Single Wide Base Tire Solusi untuk Kendaraan Overload?

Perihal Over Dimension & Over Load (ODOL) pada kendaraan angkutan barang tak jarang menemui berbagai macam persoalan yang menyeret banyak stakeholder. Masalah truk ODOL bisa juga berakhir pada jalan buntu.

Tire engineer pemegang berbagai sertifikasi internasional yang juga Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia ( Aptrindo ) Jateng & DIY, Bambang Widjanarko berpendapat bahwa berbagai wacana muncul silih berganti. “Inti dari masalah ini adalah ingin menciptakan kondisi agar kedepan kendaraan angkutan barang tidak lagi kelebihan ukuran maupun kelebihan beban muatan,” jelasnya.

Bambang mengatakan, “Kendaraan yang over load sering dianggap sebagai salah satu biang keladi kerusakan jalan, sedangkan yang over dimension dianggap berpotensi dapat menjadi pemicu terjadinya over load,” lanjutnya.

“Untuk menyiasati agar kendaran tidak dianggap overload muncul berbagai usulan antara lain agar dilakukan penambahan axle atau sumbu roda dan mewajibkan penggunaan single wide base tire atau ban truk dan bus radial tapak lebar yang menggantikan 2 ban ganda ( twin tire ) menjadi 1 ban,” tambahnya.

Bambang melanjutkan, “Kedua usulan tersebut memang secara teknis sangat masuk akal. Penambahan axle dimaksudkan untuk membagi beban muatan serata mungkin agar tekanan ke aspal dapat dibagi ke lebih banyak titik tumpu,” terangnya.

“Sedangkan penggunaan single wide base tire adalah mengurangi daya tekan ban ke aspal (california bearing ratio/CBR) supaya lebih lebar dan menurunkan dampak merusak terhadap permukaan jalan,” imbuhnya.

Menurut Bambang, Upaya penambahan axle saat ini masih terhalang oleh PP 55 tahun 2012 pasal 132 ayat 6 yang mensyaratkan adanya rekomendasi dari Agen Tunggal Pemegang Merk ( ATPM ) truk. “Sedangkan untuk penggunaan single wide base tire diperlukan perombakan keseluruhan desain mekanis axle ( sumbu roda ) yang biayanya tidak sedikit,” ucapnya.

Mengenai penggunakan ban tapak lebar, Bambang menjelaskan penggunaannya di negara maju seperti di Eropa, Amerika dan Australia, umumnya hanya pada posisi tertentu saja, tidak pada semua posisi. “Umumnya mereka menggunakan single wide base tire hanya pada posisi free rolling tire (bukan roda penggerak) saja, bukan pada posisi steering axle ( roda kemudi ) maupun drive axle ( gardan penggerak),” terangnya.

Walaupun ada beberapa jenis truk yang bisa menggunakan single wide base tire pada posisi drive axle & free rolling tire, namun tidak pada steering axle, karena keterbatasan ruang gerak ban nya.

“Bahkan ada juga truk yang menggunakan steering axle secara keseluruhan dari depan hingga belakang, namun harganya mahal sekali,” katanya.

Bambang menyarankan, “Untuk merubah agar single wide base tire dapat digunakan pada posisi drive axle, ATPM perlu merubah wide track atau lebar bentangannya dan otomatis harus merubah desain axle secara keseluruhan disamping harus menghitung ulang kekuatan drive shaft-nya. Jadi bisa dibayangkan betapa repot dan mahalnya jika mau merubah drive axle agar bisa mengakomodir penggunaan single wide base tire,” jelasnya.

Pada akhir penjelasannya, Bambang menyimpulkan “Teknologi memang tidak pernah berhenti berevolusi, namun sebagai pengguna kita harus dapat secara arif mengaplikasiannya, tidak asal menjadi korban trend barat saja, namun harus memperhatikan dan menyesuaikan banyak aspek jika ingin menerapkannya di negara kita tercinta ini,” pungkasnya.

Editor : Sigit

Foto : Dokumentasi pribadi



Sponsors