• Truckmagz

Bagian dari Journey Management, Penting Menentukan Titik Istirahat Pengemudi

21 / 04 / 2022 - in Berita
Bagian dari Journey Management, Penting Menentukan Titik Istirahat Pengemudi

Journey management menjadi hal penting untuk menekan risiko kecelakaan ketika melakukan perjalanan dengan kendaraan. Journey Management dibuat untuk memetakan hazard identification, membuat risk assessment dan menetapkan mitigasi risiko yang timbul. Demikian kalimat pembuka Rudy Novianto, Head of Operations iRTS Traning and Consulting dalam kulgram Truckmagz, Rabu (20/4).

“Journey Management disiapkan oleh departemen safety dan berkolaborasi dengan department operation. Tiap rute yang akan ditempuh oleh pengemudi perusahaan atau karyawan yang ditunjuk untuk melakukan pekerjaan yang menggunakan kendaraan operasional perusahaan, haruslah masuk dalam survey journey management,” tambahnya.

Salah satu poin dari journey management adalah jam istirahat pengemudi. “Menetapkan titik istirahat dan titik pelaporan. Lokasi ini akan ditujukan untuk pengemudi perusahaan melakukan proses pengemudian aman yaitu dengan konsisten melakukan istirahat dengan interval yang sudah ditetapkan perusahaan. Pengemudi dapat juga melakukan pelaporan kondisi pengemudi dan kendaraan pada perusahaan. Hal ini bisa memitigasi potensi kecelakaan berkendara dengan mengindentifikasi kondisi fisik pengemudi dan kondisi kendaraan,” jelas Rudy.

Mengenai pengaturannya Rudy menyarankan acuan dari UU 22/2009. “Perusahaan mengacu kepada regulasi. Seperti UU no.22 tahun 2009 yang sudah menetapkan waktu istirahat berbanding waktu mengemudi. Namun perusahaan bisa menetapkan berdasar kebutuhan dan kondisi lapangan. Bila dalam waktu mengemudi (driving time) sudah sekitar 2 jam, maka dapat dicari area istirahat yang memungkinkan. Namun, kondisi di lapangan bahwa kadang waktu mengemudi 2 jam itu mungkin belum jauh jaraknya bisa disebabkan kondisi macet. Maka konsep As Low As Reasonably Practicable (ALARP) tadi bisa menjadi patokan dimana tempat yang memungkinkan untuk beristirahat dan dapat dilakukan dengan baik,” jelasnya.

Rudy melanjutkan, “Menilik spektrum safety, sisi kanan adalah kondisi ideal sempurna keselamatan, dan sisi kiri adalah kondisi yang sangat acuh terhadap keselamatan, maka bisa mencari titik tengahnya, mana yang masih bisa kita lakukan namun tetap mempertimbangkan unsur keselamatan. Dari operasional terpenuhi dari aspek keselamatan juga terpenuhi,” katanya.

Dalam pembuatan journey management dimana survey rute dilakukan, hal tersebut bisa menjadi pertimbangan. masukan dari pengemudi sebagai dasar penentuan titik istirahat.

Editor : Sigit

Foto : Setkab



Sponsors