Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengimbau masyarakat dan sekolah untuk menyusun rencana perjalanan wisata yang baik dan bijak, ini sekaligus memastikan pengemudi bus wisata bisa mendapatkan istirahat yang cukup.
Ahmad Wildan, Ketua Sub Komite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, menekankan pentingnya perhatian sekolah dalam menggunakan jasa bus pariwisata untuk kegiatan seperti study tour. "Susunlah rencana perjalanan wisata (travel itinerary) yang baik dan bijak. Jangan memaksa pengemudi bus wisata untuk berkendara sepanjang hari hingga malam minim istirahat," katanya.
"Menyusun jadwal perjalanan seharusnya tidak memaksa pengemudi menyetir lebih dari 12 jam. Setelah berkendara selama 12 jam, pengemudi harus diberi kesempatan untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan esok harinya. "Malam hari pengemudi bus wisata harus beristirahat atau tidur," tambahnya.
Wildan menyarankan agar disiapkan ruangan atau kamar khusus bagi pengemudi untuk beristirahat. "Jangan biarkan pengemudi tidur di dalam bus atau kendaraan, karena hal ini dapat memicu kelelahan dan meningkatkan risiko keselamatan penumpang," katanya.
Selain bus pariwisata sekolah, Wildan juga menyoroti bus yang digunakan untuk wisata religi. Pihak sekolah dan masyarakat yang menggunakan jasa bus untuk wisata religi harus memperhatikan itinerary yang sesuai untuk mencegah kelelahan pada sopir bus pariwisata. "Itinerary diperlukan untuk meminimalisir human error dan memastikan kondisi kendaraan tetap aman," jelasnya.
Wildan mencatat bahwa bus pariwisata yang mengantarkan wisatawan ke sejumlah tempat wisata religi sering kali menempuh jarak hingga satu pekan. "Begitu saya tahu itinerary perjalanan mereka, saya terkejut karena hampir seminggu penuh mereka melakukan perjalanan tanpa berhenti istirahat. Sebagian besar waktunya dihabiskan di jalan, dan yang lebih mengejutkan lagi pengemudinya hanya satu," ucapnya.
Editor: Sigit Foto: polri
