• Truckmagz

Agar Awet dan Aman, Ban Truk Perlu Istirahat saat Perjalanan Jauh

27 / 01 / 2022 - in Berita
Agar Awet dan Aman, Ban Truk Perlu Istirahat saat Perjalanan Jauh

Moda transprtasi darat khususnya truk telah menjadi adalan karena daya jelajah yang luas dan bisa berkolaborasi dengan moda transportasi lain.

Dalam satu hari truk bisa mengarungi jarak ratusan bahkan ribuan kilometer. Alasan inilah yang membuat pengusaha perlu memberikan perhatian pada ban truk.

Untuk menjaga kondisi ban pada perjalanan jauh, Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Bambang Widjanarko memberikan tips praktis agar ban awet dan aman digunakan.

“Ban perlu diistirahatkan pada waktu-waktu tertentu, panjangnya kilometer tergantung pada jenis ban bisa bias atau radial, lalu kondisi beban muatan dan kondisi medan jalan. Pada umumnya rata-rata 150 – 200 Km sekali,” bukanya.

“Durasi waktu istirahatnya pun berbeda-beda, tergantung dari temperatur ban tersebut. Dan pemeriksaan tekanan udara dalam ban selama perjalanan tidak seakurat pada kondisi sebelum truk beroperasi,” tambahnya.

Bambang melanjutkan, “Sedangkan truk yang beroperasi di daerah perkebunan dan pertambangan atau medan off the road, kebanyakan dari pos ke pos jaraknya dibawah 100 Km saja. Jadi jarang diistirahatkan diantara pos-pos tersebut. Namun di dunia pertambangan biasanya mereka melakukan cek di tiap-tiap pos yang dilakukan ketika sedang menunggu antrian muat dan bongkar,” katanya.

Akibat dari memacu ban secara terus-menerus, Bambang memperingatkan potensi kerusakan pada ban. “Jika ban dipaksa tetap beroperasi pada kondisi panas berlebihan atau overheat, maka berpotensi terjadi kerusakan berupa kembung pada bagian dinding samping dan telapak ( sidewall & tread separation ), bead jebol ( bead burst ), bead retak ( bead crack ) atau bead terbakar ( bead burn ),” terangnya.

Sebagai tambahan tips perawatan ban, Bambang mengatakan, “Pemeriksaan tekanan udara yang paling baik adalah setiap pagi hari, sebelum truk berangkat beroperasi, bukan ditengah perjalanan ketika sudah terjadi pemuaian udara yang ada di dalam ban,” pesannya.

“Pemeriksaan tekanan udara didalam ban sebaiknya dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali. Tekanan udara di dalam ban cenderung turun dari hari ke hari, menurut hukum fisika tidak mungkin bertambah,” imbuh Bambang.

Beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya tekanan udara di dalam ban adalah, udara keluar melalui pori-pori ban, melalui rembesan pada bagian valve ban, adanya kebocoran pada tiap sambungan ban dalam ( ban tube type ), dan tusukan atau bocor halus pada ban tubeless.

Editor : Sigit

Foto : truckmagz



Sponsors