Bearing adalah salah satu komponen yang memiliki peran cukup penting dalam rangkaian kendaraan. Di sejumlah aplikasi yang berhubungan dengan putaran periodik, bearing memegang peranan menjaga putaran tetap stabil dan konstan. Grease menjadi pilihan pelumas untuk sebagian besar bearing karena mudah digunakan, mampu bertahan terhadap kebocoran dan relatif murah. “Kondisi operasional yang kompleks dari mesin seperti suhu tinggi, kecepatan tinggi atau kontaminasi berat dapat menimbulkan tantangan serius untuk grease. Di sinilah letak oli sebagai pelumas. Misalnya suhu yang sangat tinggi pada kompresor sistem pengereman. Itu dapat melelehkan bearing. Suhu tinggi yang tidak mampu didinginkan menyebabkan hilangnya viskositas pelumas yang mengakibatkan kontak logam dengan logam dan timbul panas yang berlebihan,” jelas Hadi Akmanul Kepala Bengkel Langkah Sejati Ban Gresik.
Dalam aplikasi kipas, peningkatan kecepatan baling-baling dapat menghasilkan suhu operasional bearing yang lebih tinggi. Dalam aplikasi tersebut disarankan untuk mempertimbangkan pelumasan dari grease ke oli,” tambah Hadi.
Mungkin beberapa orang melihat oli sebagai teknologi kuno yang direkayasa dalam bentuk modern, seperti menambahkan zat aditif. Faktanya, tujuan awal diciptakan oli adalah mengurangi gesekan, kini fungsi itu berkembang yaitu
Pelumas bisa berbentuk oli atau grease. Fungsi utama oli paling umum pada aplikasi suhu tinggi dan kecepatan tinggi yaitu memindahkan panas dari permukaan bearing. Oli untuk bearing menggunakan oli mineral alami dengan tambahan zat aditif untuk mencegah karat dan oksidasi.
“Karakteristik yang paling penting ketika menentukan oli untuk bearing adalah viskositas. Viskositas adalah ukuran internal. Cairan yang memiliki viskositas tinggi akan lebih kental seperti madu; cairan dengan viskositas rendah artinya lebih encer seperti air. Viskositas oli ini dihubungkan dengan ketebalan lapisan film yang dihasilkannya. Ketebalan ini sangat penting untuk pemisahan elemen yang bergerak dalam mesin,” kata Hadi.
Bearing dalam beberapa aplikasi memerlukan oli, tetapi grease adalah pelumas pilihan untuk hampir 80 persen bearing yang ada pada kendaraan. Material grease terdiri dari sekitar 85 persen mineral atau oli sintetis dengan pengental yang melengkapi sisa volumenya.
“Pengental biasanya terdiri dari senyawa sabun dan tambahan mineral lain. Viskositas grease yang lebih tinggi membantu mempertahankannya di dalam selubung bearing. Pertimbangan terpenting saat memilih pelumas adalah viskositas base oil, kemampuan menghambat karat, interval suhu pengoperasian, dan kemampuan terhadap beban. Ini bisa tergantung pada fungsi grease untuk komponen apa di kendaraan,” ujar Hadi.
Antara oli dan grease memiliki keistimewaan masing-masing, berikut fakta-faktanya.
Kapan harus Menggunakan Oli
“Secara umum dalam sistem yang beroperasi secara konsisten pada suhu tinggi, penggunaan oli lebih disarankan daripada grease, karena mekanik bisa menambahkan sistem sirkulasi untuk membantu mendinginkan. Selain itu, dalam beberapa kasus, pelumasan oli terbukti lebih unggul daripada grease sebagai akibat dari faktor mekanis, seperti aplikasi untuk melumasi bagian tertentu saja dari mesin,” kata Hadi.
Sebagian besar sistem pelumasan untuk bearing membutuhkan sistem sirkulasi oli dalam jangka waktu lama. Sistem ini dapat terkontaminasi oleh kelembaban. Dalam kondisi seperti itu, oli yang dipilih harus:
Kapan harus Menggunakan Grease
Grease umumnya lebih disarankan daripada oli dalam aplikasi bearing yang beroperasi pada kecepatan sedang di mana suhu tidak terlalu tinggi. Selain itu grease dapat memberikan perlindungan dari masuknya kontaminan, sehingga grease lebih sesuai untuk aplikasi yang membutuhkan perlindungan tambahan dari kotoran. Grease lebih cocok daripada oli untuk sistem yang membutuhkan operasional yang lama tanpa memerlukan maintenance jangka pendek.
Sama seperti ketika oli dipilih untuk pelumasan, karakteristik perangkat tertentu harus diingat ketika memilih grease. Saat melumasi bearing, grease harus:
Editor : Sigit