• Truckmagz

Kurang Tidur dan Risiko Kecelakaan Kendaraan Bermotor

27 / 04 / 2024 - in Berita
Kurang Tidur dan Risiko Kecelakaan Kendaraan Bermotor

Kurang tidur karena akibat durasi tidur yang pendek dikaitkan dengan peningkatan besar risiko kecelakaan kendaraan bermotor. Renan Hafsar, Investigator Keselamatan Pelayaran Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menjelaskan bahaya kurang tidur bagi pengemudi kendaraan bermotor.

"Ada banyak sekali faktor penyebab kurang tidur. Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar dan tidak responsif atau minimal penurunan kesadaran dan penurunan tingkat responsif terhadap lingkungan sekitar. Kalau seseorang tertidur, lalu dipanggil. Dia tidak memberikan respon. Bedanya dengan koma atau pingsan, orang tidur mudah untuk bangun. Pada saat tertidur, proses pemulihan, pertumbuhan, dan berbagai proses kompleks lainnya terjadi di dalam tubuh kita," katanya membuka penjelasan kurang tidur.

"Oleh karenanya, tidur adalah kebutuhan vital, sama pentingnya dengan makan, minum, dan berbagai kebutuhan dasar lainnya. Pada saat tidur, juga terjadi perubahan dalam aktivitas otak menjadi lebih rileks, temperatur tubuh cenderung menurun, dan level hormonal juga berubah. Tidur itu penting, pake banget!. Tapi jangan tidur ketika mengendarai," pesan Renan.

Tidur ini tidak bisa kita sepelekan karena jika kurang tidur akan menjadi risiko kecelakaan. Jika tidur bermasalah, terjadi kondisi kurang tidur, gangguan pada siklus sirkadian, dan kelelahan yang semuanya menjadi risiko ketika manusia yang mengalaminya adalah pengemudi.

"Merujuk dari American Academy of Sleep Medicine (AASM), fase tidur bisa kita bagi menjadi beberapa tingkatan, Tingkat pertama, microsleep. Istilah ini sering kita dengar di kampanye keselamatan jalan raya. "Sleep kills" salah satu billboard yang pernah saya lihat di freeway. Pada tingkat ini, meski hanya terjadi sekitar 10 menit saja, tapi dengan kecepatan tinggi, seseorang bisa terlibat kecelakaan dan berakibat fatal," jelas Renan.

Mircosleep ditandai dengan ketidakmampuan mengontrol gerak, sulit fokus pada suatu hal atau objek, dan lupa. "Saya contohkan ketika shalat Jumat lah banyak jamaah yang mengalami microsleep. Tidak sadar, sudah iqomat. Kadang hampir jatuh, kadang tangannya gerak tanpa sadar. Itu contoh microsleep," imbuhnya.

Ketika waktu tidur berkurang, terjadi gangguan pada siklus sirkadian. Tubuh kita punya jadwal biologis untuk tidur, bangun, kerja, mandi, ibadah, makan, dll. Ketika satu aktivitas dirusak, dampaknya berantai kpd aktivitas lainnya. Sudahlah jadwalnya rusak, jalani hari dengan letih juga karena kurang tidur.

Dalam konteks truk, selalu senantiasa ingatkan awak kemudi untuk tidur. Kalau perlu kenek suruh kirim foto pakai geotag atau video call yang bisa memberitahu bahwa pengemudi sedang tidur.

Renan melanjutkan, "Kendaraan air yang melaju 55 km/jam itu kan sekitar 15 m/detik. Dalam 1 detik, speed sudah berpindah 15 meter. Itu bahaya sekali. Sedangkan di jalan tol, kecepatan 80 km/jam artinya dalam 1 detik, kendaraan melaju 22 meter. Bayangkan kalau tertidur 3 detik saja, kendaraan sudah bergerak tidak terkontrol 60-an meter. Bayangkan kalau pindahnya ke jalur berlawanan. Orang tidak bersalah bisa menjadi korban seketika karena pengemudi tertidur. Pesan saya, tidurlah dengan tertib," pungkas Renan.

Editor : Sigit Foto: KNKT



Sponsors