Ketua Sub Komisi LLAJ KNKT, Ahmad Wildan menjelaskan telah melakukan investigasi di lokasi kejadian, kelayakan kendaraan, dan pengemudi bus pada kecelakaan tunggal Bus PO Rosalia Indah di KM 370 A di ruas Tol Batang-Semarang pada Kamis (11/4) lalu.
KNKT menyoroti penugasan pengemudi yakni pola penugasan dalam tiga bulan terakhir dan satu bulan terakhir sebelum kecelakaan, dapat menyebabkan kelelahan hingga akhirnya terjadi microsleep yang meningkatkan risiko kecelakaan.
“Kami merangkung dari temuan, pola penugasan ini menimbulkan risiko orang mengalami kelelahan. Bus mengalami kerusakan. bukannya menugaskan pengemudi sebelumnya yang membawa kendaraan pengganti, tetapi malah memberikan kepada pengemudi yang belum istirahat. Pengemudi yang membawa kendaraan pengganti justru menunggu kendaraan rusak. Jadi sudah benar menghadapi risiko kelelahan. Pola ini yang kami pelajari dan belum membuat kesimpulan. Tapi ini memungkinkan untuk pengemudi lelah hingga bisa microsleep,” katanya,
Fatalitas kecelakaan tunggal ini dipicu dari tidak adanya fitur keselamatan untuk penumpang bus. “Kami menemukan bahwa bus tidak dilengkapi sabuk keselamatan pada tempat duduk penumpang. Korban yang mengalami fatal terlempar keluar dari kendaraan. Semua penumpang yang mengalami fatal itu posisinya diluar bus. Ini yang meningkatkan fatalitas pada kecelakaan bus. Tidak menggunakan sabuk keselamatan pada tempat duduk penumpang. Sedangkan pengemudi yang menggunakan sabuk keselamatan tidak mengalami luka berat. Jadi misalnya penumpang menggunakan sabuk keselamatan bisa dimungkinkan mereka akan selamat," terang Wildan kepada Truckmagz.
Pada kasus ini tidak ditemukan malfuction pada kendaraan. “Hasil investigasi KNKT menunjukkan tidak ada masalah teknis signifikan pada armada bus Rosalia Indah yang mengalami kecelakaan tunggal tersebut,” jelasnya Wildan.
Editor: Sigit Foto: Polri
